Judul : Nihāyatu Al-Bidāyah fī Al-Akhlāq Al-Marḍiyati - نهاية البداية في الأخـلاق الـمرضية
Penulis : KH. Mohammad Muhibbi Hamzawi
Editor : Dr. H. Mohammad Shofin Sugito, M.A
Halaman : 80 Halaman
Ukuran : 13 x 19 cm
Terbitan : Mei 2025
Penerbit : Pustaka Compass
Buku ini berbentuk syair dan berbahasa arab (
nadhoman) tentang berbagai topik akhlak (tata kerama) seorang manusia, kelancaran dalam penulisan syair, penguasaan bahasanya, dan kelembutan maknanya. Tidak diragukan lagi bahwa buku yang berisi kumpulan puisi, sebagaimana yang dikenal oleh seni sastra Arab sebagai “diwan”, sehingga pada sampul buku cetaknya diberi judul “Diwan ulama Syekh Muhammad Muhibbi bin Al-Hamzawi yang berjudul
Nihāyatu Al-Bidāyah fī Al-Akhlāq Al-Marḍiyati.”
Dari sudut pandang formal dan struktural eksternal, sebagian besar puisi dalam koleksi ini bersifat klasik dan tradisional, karena tunduk pada gaya puisi terukur (kaki atau dupa Khalilian), dan setiap puisi menganut rima di akhir setiap bait, yang menambah sentuhan estetika dan memperjelas kata-kata puisi serta syairnya, sehingga memberikan efek indah dan memikat pada jiwa dan hati nurani pendengar. Kalau kita telaah lebih dalam syair-syair dan ayat-ayat tersebut, dan kita analisis kode-kodenya, maka kita akan menemukan bahwa dari sudut pandang objektif dan dimensi intelektual, syair-syair tersebut bersifat inspiratif dan bersumber dari mutiara-mutiara sabda Dalil Islam, Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H). Kitab ini sarat dengan hikmah dan khutbah akhlak yang bermanfaat bagi para pelajar/ santri di pondok pesantren, sekolah/ madrasah, dan Lembaga-lembaga Islam lainnya.
Buku Ini juga mengandung kebijaksanaan dan rahasia, serta mengandung banyak hal yang menghiasi orang-orang yang alim dan saleh. Buku ini juga dari berbagai kutipan diantaranya dari kata-kata mutiara sabda Hujjah Islam dan Imam Shaleh seperti Abu Hamid al-Ghazali, dari kitab beliau yang berjudul “
Bidāyatu al-Hidāyah” dalam menyingkapkan akhlak-akhlak yang sangat mulia. Latar belakang kenapa harus menuliskan syair-syair dalam Bahasa arab ini karena penulis menyaksikan bahwa para santri/ pelajar pada zaman sekarang banyak yang lalai terhadap adab, dan cenderung kepada apa yang tengah terjadi, yaitu merendahkan martabat para leluhur, dan hanya mengejar hawa nafsu, bahkan hampir-hampir tidak mau mendalami ajaran Islam. Buku ini antara lain berisi tentang adab (Tatakrama) santri/ pelajar terhadap Allah Swt, Adab (Tatakrama) Guru/ Kyai terhadap Santri/ pelajar, Adab (Tatakrama) Santri/ Pelajar terhadap Guru/ Kyai, Adab (Tatakrama) Anak terhadap Orang Tuanya, dan lain sebagainya.